Hyunmi POV
“Haena, apa kau yakin?”
“Yakin sekali! Lihat, kita benar-benar mirip!” kata Haena sambil membelalakan matanya di cermin
“tapi…”
“sudah ini pasti berhasil! hyaa~” kata Haena riang sekaligus kaget karena melihat seseorang yang mirip dirinya berdiri disampingnya.
Ya begitulah. Setelah dirias aku dan Haena terlhat bagai pinang dibelah dua. Aku sendiri juga lumayan kaget melihat kemiripan ini. Bulu kuduk ku sampai berdiri. Kalau begini sih, hanya dengan melihat saja orang-orang akan mengira kami berdua anak kembar.
“Nah, Hyunmi, hwaiting!” Haena memberikan semangat padaku yang ada dalam mobil. “selamat bersenang-senang!” katanya lagi.
“ng…” jawabku datar. “ah, Haena apakah kau tidak akan mengucapkan selamat tinggal pada temanmu yang baik ini? Karena mungkin aku tidak akan kembali dalam keadaan hidup..” kataku dengan muka horor
“aku akan langsung terbang ke tempatmu kalau kau berada dalam keadaan bahaya. Jadi kau tidak akan mati.” Kata Haena setengah bercanda. Walaupun begitu aku yakin aku akan baik-baik saja.
“ya! Aku ini lebih tua dari mu. Bagaimana bisa kau bercanda seperti itu”
“cih, hanya berbeda 2 bulan saja. Sudah sana pergi!” ucap Haena sambil terkekeh.
Setelah itu, mobil sedan yang kunaiki langsung tancap gas. Perjalanan ke Gyeongju memakan waktu 4 sampai 5 jam dari Seoul. Sebenarnya Haena menyarankan untuk memakai jet pribadinya, tapi bagiku itu terlalu berlebihan dan hanya akan menambah polusi. Dan juga boros.
Hyunmi POV End
=======
Kyu Hyun POV
Mood ku sedang tidak baik hari ini. Aku terus memikirkan tentang perjodohan dengan seorang putri bangsawan Kim yang wajahnya saja aku tidak tahu seperti apa. Dan karena itu sepanjang pagi ini aku menghabiskan waktu membaca buku di teras. Seorang pengawal datang tidak lama setelah aku membuka halaman terakhir.
“Tuan muda, putri bangsawan Kim telah tiba”
Aku pun berjalan dengan langkah yang santai. Karena aku sama sekali tidak tertarik dengan perjodohan ini. Bahkan tidak ada persiapan spesial yang kulakukan.
Aku pun sampai didepan ruang tamu. Dari luar aku mendengar suara ibuku sedang berbincang dengan seseorang. Aku pun menarik nafas panjang, bersiap untuk segala kemungkinan yang terjadi.
“Tuan muda Kyuhyun sudah tiba” kata salah satu pengawal.
“biarkan dia masuk” perintah permaisuri.
“annyonghaseyo” sapaku singkat. Lalu kemudian aku mengambil tempat duduk di samping ibuku.
“Kyuhyun-ah, dia adalah putri bangsawan Kim yang ibu ceritakan padamu”
“annyonghaseyo, jonun Kim Haena imnida. Bangabsemnida” kata gadis itu dengan sopan.
“ne, bangabsemnida”
“bagaimana, cantik bukan?”
“ne” jawabku seadanya.
“dia adalah pilihan dari yang mulia, tentu saja tidak diragukan lagi” ucap seseorang pria berjas yang mendampingi gadis itu. Sepertinya dia bukan ayahnya.
“Haena-ssi, bagaimana pangeran Kyuhyun menurut pendapatmu?” gadis itu menatapku sekilas.
“hmm, wajahnya sangat mirip dengan anda, Yang Mulia” jawabnya singkat.
Setelah 10 menit berbincang-bincang, akhirnya tiba saat yang paling ku antisipasi.
“Kyuhyun-ah, bagaimana kalau kau mengajak Haena berkeliling istana. Dia pasti akan menyukainya”. Seperti yang sudah ku perkirakan. Ibuku sepertinya bisa membaca pikiran seorang gadis. Tidak diragukan lagi, gadis ini pasti menunggu saat seperti ini.
Setibanya diluar, aku langsung mengajaknya ke taman di belakang istana. Di tengah perjalanan aku mengajaknya berbincang. Untuk sekedar mengisi waktu saja.
“Haena-ssi, kau sudah pernah ke Gyeongju sebelumnya?”
“belum pernah”
“kalau begitu, kau pasti masih belum terbiasa dengan udara di sini”
“ye, tapi aku suka cuaca di sini. Sejuk.” Lagi-lagi gadis itu menjawab seadanya sambil tersenyum.
Sesampainya di taman, tiba-tiba ponsel ku berdering.
“yoboseyo…Minho-ah!”
Telepon dari Minho, sepupuku.
“ah, hampir lupa. Kalau begitu aku tunggu kau di depan. Ok?”
“Haena-ssi, aku ada urusan mendadak. Kau tunggu di sini dulu. Aku tidak akan lama”
Aku pun langsung bergegas menuju gerbang istana.
Kyuhyun POV end
=======
Hyunmi POV
Fiuhh..dia pergi. Untuk menenangkan diriku, aku menarik nafas panjang. Biasanya udara yang sejuk seperti ini bisa menenangkan urat syaraf yang tegang.
“ahhhhhhh, benar-benar sejuk. Tempat yang bagus untuk berlibur”
Aku pun memutuskan untuk menikmati taman yang di penuhi pohon sakura. Sedikit jalan-jalan mungkin akan lebih membuatku rileks.
Entah kenapa tiba-tiba aku tertarik pada bangunan di sisi taman yang terlihat sangat anggun. Tanpa pikir panjang aku melangkahkan kakiku ke arah bangunan itu.
Sebelumnya aku memastikan tidak ada yang melihaku. “bagus, tidak ada orang” gumamku
Aku melangkahkan kakiku masuk dan aku terpaku pada benda-benda di dalamnya. Ruangan itu cukup mendapat suplai cahaya dari lampu-lampu gantung yang mungkin nilainya lebih mahal dari biaya sekolahku.
Ternyata ini ruang seni. Banyak lukisan terpajang, dan yang membuat tangan ku tidak sabaran untuk menyentuhnya adalah benda berwarna hitam di dekat dinding yang tertempel lukisan para maestro terkenal seperti Mozart dan Bach.
Akupun mencoba untuk duduk di kursi di depan piano dan memainkan musik yang di ajarkan orang yang kusayangi, River Flows in you.
Setelah selesai tiba-tiba suara seseorang mengagetkanku.
“permainan yang bagus. Aku jadi terhibur”
Ternyata dia sang pangeran! “ah, maafkan aku. Tadi aku hanya berjalan-jalan lalu aku menemukan tempat ini dan tanpa izin aku masuk lalu aku melihat piano ini dan…”
“wah, itu kalimat terpanjang yang kau ucapkan sejak kau datang” katanya sambil tersenyum simpul. Dan harus kuakui, dia sangat manis ketika tersenyum.
“jweisonghamnida” ucapku dengan nada menyesal sambil membungkuk.
“tidak apa-apa. Toh kau sudah membayarnya dengan pertunjukan pianomu”
Aku pikir aku akan dihukum gantung karena seenaknya masuk ke ruang seni istana, ternyata dia hanya tersenyum.
“piano itu di belikan ibu untukku. Tapi aku tidak tertarik, jadi dibiarkan begitu saja. Rencananya akan di jual tapi aku tidak menyetujuinya” jelasnya
“boleh aku tahu kenapa?”
Dia terdiam sesaat. “…kan sayang”
‘apa?! Cuma karena itu grand piano yang harganya setinggi langit dibiarkan begitu saja?! Lebih baik untukku saja!’ kata batinku protes
“padahal permaisuri sangat suka bermain piano, kenapa kau tidak?” tanyaku penasaran
“karena aku pikir klarinet lebih menarik, suaranya menyentuh”
“oh, begitu”
“oh ya, sebaiknya kita balik saja. Lagipula ini sudah cukup lama”
*rumah Hyunmi*
“aku sudah bilang kan. Kau pasti bisa.” ucap Haena setelah aku menceritakan apa yang terjadi di hari itu. “lalu setelah itu kau pulang?”tanya Haena dari seberang telepon
“ya, begitulah. Tapi…”
“tapi apa?”
“permaisuri menyuruhku untuk datang lagi. Dia bilang Kyuhyun akan mengajakku berkeliling Gyeongju”
“tidak masalah. Aku akan mengatasinya. Lagipula pangeran berada dipihak kita. Dia pasti mendukung” kata Haena dengan percaya diri
“yeah, semoga sukses” kataku sebelum mengakhiri pembicaraan.
Setelah semua yang terjadi hari ini, aku jadi tidak bisa tidur. Aku memikirkan semuanya, mulai dari awal sampai akhir pertemuan ku dengan pangeran. Aku benar-benar berharap tidak ada kesalahan yang terjadi.
Sudah jam 12 malam, tetap saja tidak bisa tidur. Berbagai gaya tidur sudah kucoba. Bahkan sampai mencoba tidur di lantai, di sofa, di kamar mandi, tapi tidak berhasil memejamkan mataku lebih dari 1 mneit. Aku terpaksa meminum obat tidur, hal yang biasa ku lakukan kalau terkena insomnia.
Hyunmi POV end
========
Kyuhyun POV
Dengan langkah yang lebar aku menuju kamarku. Ingin rasanya aku cepat-cepat merasakan nyamannya kasur empukku. Sesampainya ditempat tujuan, tanpa pikir panjang aku langsung merebahkan tubuhku dan memejamkan mataku. Sesaat wajah wanita itu melintas dan mengingatkanku pada Yoonji.
Flashback
“noona, mainkan sebuah musik untukku” pinta seorang anak laki-laki kepada gadis didepannya.
“hmm, pangeran mau aku memainkan musik apa?” ucap gadis itu tersenyum manis.
“yang seperti ini, ting ting ting…” anak laki-laki itu meniru bunyi piano.
“oh, itu…” gadis itu lalu memainkan musik dengan jari-jarinya yang menari lincah di atas grand piano hitam. Sementara anak laki-laki yang dipanggil pangeran duduk manis mendengarkan musik yang dimainkan.
===
“ibu, apa kau tahu dimana Yoonji noona? Kenapa dia tidak ada di istana?”
Permaisuri hanya tersenyum mendengarkan pertanyaan anak semata wayangnya. “dia pergi untuk waktu yang sangat lama” jawabnya singkat sambil mengelus kepala anaknya.
“tapi ibu, noona mengajariku bermain piano. Kalau dia tidak ada…”
“ibu akan mengajarimu, Kyuhyun-ah” kata permaisuri sambil mengangkat anaknya kepangkuan. “wah, kau sudah bertambah berat ternyata”
“ibu, apa Yoonji noona akan kembali ke istana?”
Lagi-lagi permaisuri tersenyum mendengar pertanyaan anaknya dan memeluk anaknya dengan erat. “mungkin saja, anakku. Kita tidak tahu..”
Flashback end
Sejak itu aku tidak pernah melihat Yoonji. Entah dia pergi kemana. Dan kini wanita bernama Hyunmi muncul dan mengingatkanku pada Yoonji lewat permainan pianonya. River flows in you, musik terakhir yang kudengar dari permainan piano Yoonji, musik yang mengalun indah seperti sungai yang saat ini terngiang dikepalaku.
“Yoonji” gumamku. “ah tidak mungkin Hyunmi adalah Yoonji. Hahaha… apa sih yang kau pikirkan” ucapku pada diri sendiri..
Kyuhyun POV end
TBC~~~~